Archive

BGP

By Charlie Schluting | Jun 23, 2006

Border Gateway Protocol merupakan protokol routing internet. BGP sendiri tidak terlalu kompleks, tetapi konsep routing dibalik autonomous system dapat menjadi aneh bagi orang baru (newbie). Pada artikel ini kami berharap memberikan gambaran singkat bagaimana BGP berkerja, sepanjang permasalahan dapat diselesaikan.

Melalui Gambaran dari Routing Internet minggu kemarin, kamu harus menyadari bahwa dalam internet berisikan dua bagian: internal internet yang dimanage oleh IGP seperti OSPF, dan hubungan antar Autonomous system yang melalui BGP.

Setiap orang yang menggunakan internet memiliki paling sedikit satu nomor unik AS (autonomous system), dan mereka menggunakan BGP untuk menyebarkan jaringan mereka kepada jaringan peer/tetangga. Routing BGP adalah protokol path-vector oleh karena itu BGP mengadvertise hanya jalur yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. BGP tidak menjelaskan bagaimana sebuah paket akan dirutekan dalam suatu AS, tidak seperti yang dilakukan OSPF. BGP dapat disebut protokol distance-vector karena memiliki kesamaan walaupun sedikit.

BGP sendiri adalah protokol layer 4 yang berada diatas TCP. BGP jauh lebih sederhana daripada OSPF, oleh sebab itu tidak perlu mengkuatirkan sesuatu karena TCP akan mengatasi hal tersebut. Hal ini terjadi karena BGP sangat connection-oriented sekali, yang memerlukan dua konfigurasi manual antar  peer untuk mengkonfigurasi router setelah itu dapat saling bertukar informasi rute. BGP peer (tetangga) umumnya dikoneksikan langsung, tetapi pada kasus lain seperti membangun sesi BGP antara peer multi-hop mungkin lebih baik tidak secara manual. Sejak BGP menggunakan TCP (port 179), BGP tidak mengandalkan broadcast dan multicast.

Read More

Mekanisme aggregasi adalah suatu cara mengumpulkan beberapa rute menjadi rute yang lebih kecil dan lebih umum diteruskan kepada jalur dituju. Aggregasi akan mengurangi beban rute dalam tabel routing suatu router yang menampung dan menyimpan rute-rute dari peer dan neighbor. AS-SET salah satu tipe attribute AS-PATH dipergunakan untuk update prefix tiap-tiap AS dalam topologi jaringan BGP. AS-SET akan mengumpulkan jalur-jalur yang dilalui oleh AS untuk mencapai AS lainnya.

Konfigurasi ini akan memberikan sedikit pemahaman tentang aggregate, AS-SET, jaringan BGP. Dibawah ini topologi jaringan BGP yang saya gunakan …

#Router1

Read More

Routing BGP  berfungsi untuk mengkoneksikan antara network – network address  yang berbeda AS(Autonomous System) nya sehingga dapat terkoneksi. Protocol – protocol routing lainnya pada routing IGP(Internal Gateway Protocol) dapat dihubungkan kedalam routing BGP dalam hal ini routing IBGP yang akan menghandle routing – routing pada suatu AS. Routing IGP yang dimaksut diatas antara lain RIP, OSPF, IGRP, dan EIGRP maupun routing protocol lainnya. Misalnya protocol routing static, default routing, IS-IS, dan juga routing EGP yang ada. Tujuan utama redistribute routing pada BGP adalah untuk memperkenal routing protocol non-BGP ke routing BGP itu sendiri.

Untuk lebih jelasnya saya akan memberikan salah satu contoh mengenai redistribute routing pada BGP sekaligus  dengan konfigurasi masing – masing router sehingga dapat mengkomunikasikan protocol non-BGP ke routing BGP agar dapat lebih mudah dimengerti. Pada contoh ini saya akan mengambil protocol EIGRP agar dapat dibaca oleh routing BGP. Perhatikan gambar dibawah ini.

Read More

Konfigurasi BGP dengan single default route merupakan settingan routing untuk mengenal routing network yang berada diluar routing tabel yang ada. Misalnya terdapat suatu interkoneksi dengan ISP(internet service provider) dengan router tetangga/neighbor hal ini akan membuat routing pada ISP tidak akan sampai ke router yang kita miliki(konfigurasi). Untuk ini kita membutuhkan konfigurasi router BGP yakni Default-originate, settingan tersebut akan membuat routing pada ISP dapat sampai ke router kita.Sebagai contoh di bawah ini akan menjelaskan konfigurasi router BGP dengan Default-originate.

Penjelasan pada gambar dimana pada kedua router saling terhubung dengan memakai nomor AS sama AS-1. Router A terkoneksi ke Router B dengan network 10.1.1.0 kedua router tersebut dapat saling berkomunikasi tanpa ada halangan. Router B terkoneksi dengan ISP atau Internet dengan network address 10.1.2.0/30 hal ini akan membuat router A tidak bisa mengenal network tersebut karena berada diluar routing tabel router A, untuk itu diperlukan konfigurasi default-route agar network luar dapat dikenal. Berbeda settingan default-router untuk router BGP, kali ini BGP akan memakai settingan sendiri yakni default-originate.

Default-originate akan menerangkan network diluar tabel routing yang kita miliki. Sama halnya dengan settigan routing default-route dipakai untuk routing internal.

Router A

router bgp 1

neighbor 10.1.1.2 remote-as 1

no sync

Router B

router bgp 1

neighbor 10.1.1.1 remote-as 1

neighbor 10.1.1.1 default-originate route-map exists
!

access-list 1 permit 10.1.2.0 0.0.0.3

!

route-map exists permit 10

match ip address 1

Konfigurasi diatas merupakan settingan pada router BGP untuk mendapatkan tabel routing ISP yang akan diperkenalkan pada Router A. Konfigurasi router B akan mengenal network internet kedalam tabel routing BGP router B sehingga router A dapat mengenal network tersebut. Setelah konfigurasi dilakukan coba periksa hasilnya pada tabel routing masing – masing router baik router A dan B dengan command show ip route untuk routing tabel dan show ip route bgp untuk tabel routing bgp. Apabila pada tabel routing tiap–tiap router menunjukan network address ISP/Internet tersebut berarti konfigurasi yang dilakukan berhasil kalo tidak coba lakukan verifikasi ulang terhadap konfigurasi masing –  masing router.

routerA#show ip bgp

BGP table version is 3, local router ID is 172.17.1.1

Status codes: s suppressed, d damped, h history, * valid, > best, i – internal

Origin codes: i – IGP, e – EGP, ? – incomplete

Network          Next Hop            Metric LocPrf Weight Path

*>i0.0.0.0          10.1.1.2                      100      0 i

*>i10.1.2.0/30      10.1.1.2                 0    100      0 i

routerA#show ip route

Codes: C – connected, S – static, I – IGRP, R – RIP, M – mobile, B – BGP

D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area

N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2

E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2, E – EGP

i – IS-IS, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2, * – candidate default

U – per-user static route, o – ODR, P – periodic downloaded static route

T – traffic engineered route

Gateway of last resort is 10.1.1.2 to network 0.0.0.0

10.0.0.0/30 is subnetted, 2 subnets

B       10.1.2.0 [200/0] via 10.1.1.2

C       10.1.1.0 is directly connected, Serial0

B*   0.0.0.0/0 [200/0] via 10.1.1.2

Terlihat tabel routing router A network – network yang telah diperkenalkan oleh router B. Terdapat network 10.1.2.0 merupakan network ISP/Internet yang telah default-originate kan router B. Network 10.1.1.0 network terkoneksi langsung oleh kedua router. Apabila ada masalah jangan disimpan dalam hati, tanyakan sama orang yang lebih mengerti . do the best job and you’ll be happy

Lagi iseng – iseng buatin artikel routing protocol, kebetulan aj hari ini lagi punya ide untuk ngembangin artikel diblog giat501. Soalnya sebelumnya males banget nulis artikel ( … mungkin lagi asik – asik nya liatin junior2 baru, abis cakep – cakep cew nya …. 🙂 akhirnya muncul dech ide – ide baru ngelanjutin perjuangan nulis artikel. Nikmati ya dan kalo gak ngerti tanyakan aj, mudah – mudahan bisa kejawab pertanyaannya ….

Routing external merupakan koneksi yang terjadi pada routing – routing protocol berbeda nomor AS(Autonomous System). Pada pembahasan sebelum ini telah dijelaskan tentang AS merupakan system penamaan yang khusus pada suatu area tertentu (perusahaan/instansi besar) memiliki aturan tersendiri dan berbeda dengan area lainnya. Pembahasan kali ini akan menjelaskan analisis antara dua area dengan nomor AS tidak sama.  Seperti gambar berikut :


Pada gambar menjelaskan koneksi antara kedua routing internal dimana routing IGP dikonfigurasi oleh protocol routing OSPF. Dalam hal ini menerangkan koneksi anatara kedua area/lokasi yang berbeda nomor AS-nya masing -masing area memiliki aturan dan otoritas sendiri. Hal tersebut membuat antara kedua nomor AS  tidak dapat terjadi komunikasi, untuk itu dibutuhkan suatu ruting protocol melakukan koneksi antara nomor AS berbeda.

Seperti telah diketahui bahwa routing internal (IGP) suatu routing protocol melakukan koneksi anatara nomor AS sama misalnya OSPF, EIGRP, RIP dll. Sedangkan routing External (EGP), routing protocol untuk koneksi nomor AS berbeda. Untuk dapat melakukan koneksi jaringan pada gambar diatas dibutuhkan routing external BGP. Dalam hal ini BGP terbagi menjadi dua yakni IBGP dan EBGP, kedua routing protocol tersebut memilki karakteristik berbeda walaupun masih pada routing BGP. Routing IBGP dipakai pada koneksi BGP hanya sebagai routing internal pada area AS yang sama, artinya pemakaian routing IGP pada area BGP dapat dilakukan. Hal tersebut terjadi karena routing IBGP merupakan koneksi antara jaringan local pada satu nomor AS tertentu yang akan melakukan koneksi dengan jaringan luar melalui EBGP. Akan tetapi routing IGP dengan IBGP tidaklah sama, sebab protocol IBPG memiliki aturan tersendiri dan berbeda dari protocol – protocol routing IGP lainnya. Untuk itu sangat dibutuhakan pemahaman yang baik agar dapat mengerti tentang BGP (tidak dijelaskan pada pembahasan ini).

EBPG diperlukan pada kondisi ini sebagai koneksi dengan jaringan berbeda nomor AS atau tetangganya. Agar terjadi komukasi antara kedua area jaringan tersebut diperlukan routing EBGP. IBGP akan memperkenalkan network – network mana saja akan di kenalkan dengan tetangganya(nomor AS lain), Kemudian EBGP menyampaikan pesan dari jaringan yang akan dikenalkan tersebut (istilahnya Advertise). Setelah EBGP menyampaikan pesan tersebut, jaringan tetangga akan menerima advertise tersebut dan mencoba untuk melakukan advertise ulang terhadap network – network pada jaringan yang dimilkinya. Artinya tiap – tiap nomor AS akan saling memperkenalkan network – network apasaja ada pada area jaringannya.

Setelah komunikasi terjadi BGP akan bertanggung jawab atas traffic – traffic jaringan antara kedua AS. Management baik sangat diperlukan pada routing BGP karena sedikit salah akan membuat routing tabel berubah, hal tersebut membedakan BGP terhadap protocol – protocol lainnya. Akan tetapi protocol BGP memberikan keleluasaan pada kita untuk memanage routing tersebut dan perlu pemahaman khusus untuk routing BGP. Router BGP mempunyai atibute dan memrupakan inti pada routing BGP. Settingan pada atribute yang baik akan membuat komunikasi antar AS bekerja dengan bagus.

Routing BGP sangat dibutuhkan pada topologi jaringan seperti pada gambar yang akan memgkoneksikan lebih dari satu nomor AS. Hal ini merupakan implementasi terhadap jaringan Internet. Peran BGP sebagai routing protocol untuk Internet sangatlah berarti dan dapat dikatakan BGP sebagai inti dari Internet. saya tidak membahas secara detail BGP inti Internet silahkan tunggu artikel selanjutnya mengenai routing BGP pada Internet.    ^_^